Baca juga :
Gangguan jiwa tidak hanya dialami oleh seseorang yang sering mengalami stres sehingga lama-kelamaan jiwanya menjadi terganggu. Tetapi, gangguan jiwa ini juga bisa dialami oleh seseorang yang sering cemburu buta pada pasangannya. Selama ini, cemburu selalu dianggap sebagai perasaan layaknya bahagia, sedih dan jatuh cinta.
Apa itu Syndrome Othello ?
Sindrom ini dinamai berdasarkan nama karakter pada novel karya William Shakespeare yang membunuh istrinya akibat ketidakpercayaan yang berlebihan. Sindrom ini sering juga disebut kecemburuan delusional. Penderita sindrom ini secara kuat menyakini bahwa pasangannya adalah orang yang tidak setia. Ketidakpercayaan ini ditunjukkan dengan menuduh, berusaha "mengintrogasi", menguji, menguntit, membuntuti atau bahkan bisa berujung pada menyakiti atau membunuh pasangannya untuk membuktikan kesetiaan mereka.
Shakespeare menamai drama ini dengan judul Othello, the Moor of Venice. Drama yang ditulis sekitar tahun 1603 ini punya empat karakter utama, yakni Ohtello, Desdemona (istri), Cassio (Letnan), dan Iago. Sindrom Othello ini kebanyakan dialami oleh kaum laki-laki yang rata-rata berusia 68 tahun. Awalnya istilah gangguan kejiwaan ini pertama kali disebutkan oleh seorang psikiater berkebangsaan Inggris John Todd. Bersama K. Dewhurst ia menulis sebuah paper berjudul “The Othello Syndrome: a study in the psychopathology of sexual jealousy” di 1955.
Beberapa karakteristik sikap Othello Syndrome :
- Menuduh berselingkuh.
- Selalu mengintrogasi.
- Menguntit (Stalker)
- Selalu memantau kegiatan.
- Mencari bukti perselingkuhan.
- Komunikasi 24 non stop
- Melarang pergi dengan orang lain.
- "Menguji" kesetiaan.
- Memberi hukuman jika selingkuh.
- Mengancam membunuh.
Namun, hingga saat ini masih belum diketahui penyebab seseorang dapat mengalami sindrom ini.
0 komentar